Minggu, 27 Maret 2016

KHIDMAT


Khidmat berasal dari kata Khadama yang berarti pembantu. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia khidmat ialah hormat atau takzim. Berbuat khidmat disebut dengan berkhidmat. Jadi Khidmat adalah bentuk pengabdian segala yang ada dalam diri kita untuk mengharapkan keridhaan Allah Swt. Dalam pandangan kitabiyyah, makna khidmat terbagi menjadi dua tingkatan:
  1. Khidmatul Walid Ilal Walidain
Khidmatnya anak terhadap kedua orang tua kandung. Khidmat semacam ini tingkatannya sebatas khidmat lahiriyyah. Sebab kitab Tasawwuf sudah mengatakan: "Khidmatlah kepada orang tuamu (menjamin) niscaya engkau di tempatkan ke dalam surga Hadiyyah". (surganya ahli syareat/surga pertama) 
  1. Khidmat Murid Ilal Mursyid
Khidmatnya murid terhadap Gurunya. Khidmat semacam ini tingkatannya mencapai Ahlul Bathin. Sebab kitab tauhid menjelaskan; "Bila engkau sudah bisa berkhidmat kepada gurumu (tanpa membantah ucapannya) patuh karena ilmunya serta handap asor (menerima segala keinginannya) maka Allah, menjadikan ruhnya bagian dari orang-orang yang mencintai Allah dan Rosulnya. Sebab Guru adalah wasilah tercepat menuju kehadirat Allah SWT".

Bentuk khidmat itu terbagi menjadi tiga, yaitu:
  • Khidmat Ilaa Ahlul ‘Ilmi
Khidmat kepada Ahli ilmu atau dalam istilah lainnya adalah para ulama. Khidmat kepada para ulama sangat penting sekali, bahkan sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Ta’limul Muta’alim, khidmat atau takzim kepada ulama atau guru merupakan penentu masa depan kita. Pengkhidmatan kepada guru adalah bentuk kecerahan dan kemurnian masa depan dan mimpi kita sekarang. 
  • Khidmat Ilaal ‘Ilmi
Khidmat kepada ilmu, baik ilmu umum bahkan yang terpenting ilmu agama. Jika kita menginginkan keberkahan ilmu dalam kehidupan dunia ini maka kita wajib khidmat atau menghormati ilmu. Mencemoohkan atau menyelewengkan ilmu sama dengan kita menghapuskan ilmu dalam diri kita. Misalnya, jangan heran jika kita sering kali mendapatkan nilai kecil di sekolah maupun di kampus, mungkin itu terjadi karena kita pernah menyelewengkan ilmu. Ilmu apapun yang kita pelajari harus kita kaji dan perdalam. Segala ilmu itu baik, selagi ilmu tersebut tidak bertentangan dengan syari’at Islam.
  • Khidmat Ilaa Thaalibil ‘Ilmi
Khidmat kepada pencari ilmu. Kita sebagai pencari ilmu diwajibkan memiliki rasa kasih sayang dan penghormatan kepada orang lain (pencari ilmu). Para pencari ilmu disebut juga dengan murid atau santri (dalam istilah pesantren) atau mahasiswa. Bentuk pengkhidmatannya dapat berupa saling tolong menolong, berdiskusi, berbagi pengalaman dan sebagainya.